Indonesia Gudang Mikroba Antikanker dan Antidiabetes


Mikroba yang hidup pada berbagai jenis tumbuhan Indonesia berpotensi menjadi obat malaria, diabetes, dan kanker. Profesor riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lasman Partomuan Simanjuntak, menyatakan mikroba yang disebut sebagai endofit itu menghasilkan beberapa senyawa kimia bioaktif yang sangat mirip senyawa tanaman inangnya.



“Senyawa dari mikroba endofit bisa dikembangkan menjadi bahan obat,” ujar Lasman. Selama lebih dari satu dekade penelitian, Lasman telah membuktikan keberadaan mikroba endofit dengan senyawa aktif yang bermanfaat sebagai bahan obat. Salah satunya berasal dari pohon kina (Cinchona spp.), yang dikoleksi dari Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat.

Di dalam tanaman kina, hidup 36 kapang, 18 khamir, dan 17 bakteria. Fermentasi salah satu kapang dalam media sintetis potato dextrose broth (PDB) terbukti mampu menghasilkan senyawa alkaloid kuinin, yang dikenal sebagai bahan antimalaria ampuh.

Pemanfaatan mikroba endofit ini dinilai sangat penting dalam penelitian obat-obatan. Ahli farmasi tak perlu bergantung pada tanaman saat meracik obat. “Cukup ambil sampel mikroba endofit dari tanaman, lalu dipercepat pertumbuhannya," Lasman menambahkan.

Tak hanya dari tanaman kina, dia juga menemukan mikroba endofit dari tanaman Artemisia annua, yang juga berguna sebagai antimalaria. Daun teh (Thea sinensis L.), yang dikonsumsi masyarakat setiap hari sebagai minuman seduh, juga memiliki mikroba endofit. Proses fermentasi menunjukkan bahwa mikroba dari teh bisa menghasilkan beraneka senyawa yang juga bisa dimanfaatkan sebagai penyembuh.

Temuan menarik lain berasal dari tanaman kunyit (Curcuma). Kunyit yang diambil dari Serang, Banten, menghasilkan senyawa tetrahidrokurkumin yang berlaku sebagai antioksidan, antidiabetes, bahkan antikanker.

Setelah penemuan senyawa bioaktif dari bakteri endofit ini, Lasman menyerahkan tahap komersialisasi kepada peneliti mikrobiologi. Dalam penelitian lanjutan ini diharapkan faktor risiko senyawa aktif pada manusia bisa diketahui. Jika terbukti aman, sangat mungkin Indonesia menghasilkan obat antikanker kelas dunia.

Lasman menyebutkan, setiap tanaman dipastikan mengandung mikroba endofit. Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati menjadi gudang mikroba yang berpotensi menjadi penawar. Karena itu, ia menyebut Indonesia sebagai negara yang kaya akan emas hijau (green gold).

"Masyarakat lokal mungkin telah memanfaatkan penyembuhan menggunakan senyawa bioaktif. Seharusnya aturan yang melindungi penduduk lokal sebagai pemilik pengetahuan tradisional tersebut," ucapnya.

sumber : www.lipi.go.id
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
Microbes that live in different types of plants Indonesia has the potential to be a cure malaria, diabetes, and cancer. Research professor of Indonesian Institute of Sciences (LIPI), Lasman Partomuan Simanjuntak, said the so-called Endophytic microbes that produces several bioactive chemical compounds that are very similar to its host plant compounds."Compounds from Endophytic microbes could be developed into a drug ingredient," said Lasman. For more than a decade of research, has proven the existence Lasman Endophytic microbes with the active compounds are useful as medicine. One was derived from cinchona (cinchona spp.), Which was collected from Gunung Mas, Puncak, West Java.In the cinchona plant, live 36 molds, 18 yeasts and 17 bacteria. One mold fermentation in potato dextrose broth synthetic medium (PDB) proved capable of producing alkaloid quinine, which is known as a potent antimalarial.Endophytic microbial utilization is considered very important in drug research. Pharmacists do not need to rely on the current crop of dispensing medicine. "Just grab samples Endophytic microbes from the plant, then accelerated growth," Lasman added.Not only from the cinchona plant, he also found Endophytic microbes from the plant Artemisia annua, which is also useful as an antimalarial. Tea leaves (Thea sinensis L.), which is consumed daily as a beverage makers, also has Endophytic microbes. Showed that the microbial fermentation process of tea can produce a variety of compounds can also be used as a healer.Another interesting finding comes from the turmeric plant (Curcuma). Turmeric is taken from Serang, Banten, produces compounds that act as antioxidants tetrahidrokurkumin, antidiabetic, anticancer even.After the discovery of bioactive compounds from this Endophytic bacteria, Lasman submit to the commercialization stage of microbiological research. In further research is expected to compound the risk factors known to be active in humans. If proven safe, it is possible Indonesia produce world-class anticancer drugs.Lasman said, every plant contains certain Endophytic microbes. Indonesia is rich in microbial biodiversity into storage potential bidders. Therefore, he said that Indonesia as a country rich in green gold (green gold)."Local people may have taken advantage of the healing use of bioactive compounds. Should have rules that protect local residents as owners of traditional knowledge," he said.

0 Response to "Indonesia Gudang Mikroba Antikanker dan Antidiabetes"

Post a Comment