Daun Sirsak Juga Ada Dosisnya Lho....
Mardiana meringis kesakitan. Punggungnya terasa panas dan kerongkongan kering sehingga tidak bisa menelan setelah 3 hari mengonsumsi air rebusan daun sirsak.Semula perempuan 62 tahun itu senang bukan kepalang. Dari media cetak ia mendapat informasi daun sirsak bisa mengobati kanker getah bening yang kini tengah menderanya. Kebetulan di dekat rumah tinggalnya di Jakarta Utara, daun sirsak mudah diperoleh. Ia langsung merebus 10 lembar daun sirsak dalam 3 gelas air hingga tinggal 1 gelas dan meminumnya. Dalam sehari Mardiana melakukan ritual itu 3 kali: pagi, siang, dan sore. Artinya 30 lembar setara 3 gelas air rebusan daun sirsak setiap hari masuk ke dalam tubuhnya.
Dengan terapi itu harapan Mardiana dalam waktu tidak terlalu lama kanker getah bening bisa terobati. Namun, apa mau dikata, justru penderitaannya kian bertambah karena leher dan punggung malah terasa panas. Ia pun kesulitan menelan sehingga nyaris tak ada makanan yang masuk. Oleh karena itu ia menemui herbalis Lina Mardiana dari Yogyakarta yang sedang praktek di Cimanggis, Depok. ‘Dosisnya terlalu tinggi, sehingga menimbulkan rasa panas di tubuh dan kerongkongan kering,’ kata Lina Mardiana, mengomentari.
Fleksibel
Menurut Lina Mardiana, herbal tidak menimbulkan efek samping terlalu membahayakan sebagaimana obat-obatan kimia. Namun, penggunaannya tetap harus hati-hati. ‘Daun sirsak jika dikonsumsi berlebih bisa menyebabkan sesak napas,’ imbuh Lina. Memang tak ada patokan pasti dosis yang pas untuk mengonsumsi daun sirsak. Itu tergantung jenis penyakit dan tingkatannya, ketahanan tubuh pasien, serta bentuk bahan - segar atau kering.
Sebagai contoh, untuk kasus Mardiana yang kanker getah beningnya stadium 4, Lina Mardiana meresepkan 10 lembar daun sirsak direbus dalam 4 gelas air hingga tinggal 3 gelas. Ke dalam rebusan tambahkan 5 lembar daun sirih merah sebagai antibakteri, dan garam sepucuk sendok teh. Hasil rebusan untuk diminum dalam sehari. ‘Sekali minum boleh seteguk atau dua teguk, tidak perlu segelas. Yang penting hari itu juga harus habis,’ ujar herbalis yang mendapat ilmu pengobatan dari mendiang ibunya itu.
Untuk kasus-kasus penyakit lain, Lina menganjurkan penggunaan daun sirsak dengan dosis fleksibel: 7, 10, 15, 17, 21, dan 31 lembar. Dengan catatan, ‘Bila menimbulkan efek samping seperti terasa panas dan napas sesak, segera kurangi dosis,’ lanjutnya. Sebaliknya jika selama mengonsumsi tidak menimbulkan efek samping, dosis boleh ditingkatkan agar terapi berjalan efektif. Sebab dosis yang terlalu rendah berakibat proses penyembuhan lebih lama.
Mendiang Broto Sudibyo, herbalis kondang di rumahsakit Bethesda, Yogyakarta, selalu menggunakan angka 7 dalam resepnya. Ia akan meracik 7 lembar daun, 7 sendok, atau 7 ruas untuk pengobatan beragam penyakit. Tujuh dalam bahasa Jawa adalah pitu. Dengan serbatujuh, Broto Sudibyo mengharapkan pitulung alias pertolongan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, sehingga racikan yang dibuat bisa memberikan kesembuhan pada pasienpasiennya. Keyakinan itulah yang berkembang dan diterapkan oleh sebagian besar masyarakat di tanah air.
Dataran rendah
Sependapat dengan Lina Mardiana, pendiri Pusat Biofarmaka Institut Pertanian Bogor, Prof Dr Ir H Evrizal, A.M. Zuhud, MS, dosis daun sirsak tidak bisa dipukul rata untuk semua orang dan jenis penyakit. Nangka seberang Annona muricata tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Karena itu pula, ‘Kandungan acetogenins, zat aktif dalam sirsak yang diklaim mengendalikan kanker pasti berbeda untuk setiap lokasi tumbuh,’ kata Evrizal.‘Daun sirsak untuk obat sebaiknya diambil dari tanaman pekarangan yang tumbuh di dataran rendah, sekitar 50 m dpl,’ kata Prof Sumali, guru besar Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia. Itu lantaran tanaman yang tumbuh di dataran rendah mendapat intensitas matahari yang lebih tinggi dibanding tanaman di dataran rendah. Dengan intensitas lebih baik menyebabkan proses fotosintesis lebih tinggi sehingga zat aktif lebih banyak terbentuk.
Sumali juga menyebut daun sebaiknya diambil dari pohon yang sudah berbuah agar zat kimia yang terkandung di dalamnya lebih lengkap. Beberapa penelitian menyebutkan kandungan acetogenins yang berperan mengendalikan sel kanker terbanyak pada daun ke-4 dan 5 dalam satu ranting. ‘Jika itu sulit diperoleh, rebus saja daun yang tidak terlalu muda atau terlalu tua. Daun tidak mesti segar, dikeringkan pun bisa, asal proses pengeringannya benar,’ ungkap Sumali. Yang dimaksud benar adalah daun sirsak tidak dijemur di bawah terik matahari, melainkan diangin-angin pada suhu kamar. Atau dioven, tapi suhu tidak boleh lebih dari 60oC .
Setelah dikeringkan, daun sirsak disimpan di tempat yang kering supaya tidak ditumbuhi cendawan sehingga daun sirsak tahan hingga berbulan-bulan dan siap direbus kapan pun dibutuhkan. Dengan cara itulah dulu Prof Soelaksono Sastrodihardjo, mantan periset di Institut Teknologi Bandung, mengirim sampel daun sirsak untuk diteliti di Amerika Serikat. Soelaksono mengambil daun sirsak dari pohon yang sedang memproduksi buah dari Garut, Jawa Barat, dan mengeringkannya.
0 Response to "Daun Sirsak Juga Ada Dosisnya Lho...."
Post a Comment